Finansial Reporting Vs Finansial Statement dan Siklus Akuntansi Manual vs Siklus Akuntansi Sia

Financial Statement atau Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Ada 5 jenis Laporan Keuangan yang diakui oleh IAI maupun FASB, yaitu : Laporan Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan , Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Kelima laporan keuangan tersebut hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Financial Reporting atau Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP).

PERBANDINGAN SIKLUS AKUNTANSI MANUAL DAN SIA.
Perbandingan antara Sistem Informasi Akuntansi manual dan terotomatisasi terletak pada teknologi yang digunakan. Pada SIA terotomatisasi, input data penjualan menggunakan alat pemindai barcode (barcode scanner), sehingga proses entri menjadi lebih cepat dan akurat daripada dilakukan secara manual. Begitu juga dengan pemrosesan datanya, SIA terotomatisasi menggunakan program aplikasi seperti Microsoft Excel atau seperti MYOB. Tabel berikut membantu memperjelas perbedaan antara kedua hal tersebut.
Siklus Akuntansi Manual
Siklus Akuntansi SIA

Menjurnal : mencatat transaksi dalam jurnal, misalnya transaksi penjualan dicatat dalam jurnal penjualan.
Input : mencatat transaksi ke dalam file transaksi, misalnya dokumen sumber dari transaksi penjualan dicatat dalam file transaksi penjualan.
Memposting : memposting setiap entri dari jurnal ke dalam buku pembantu
Proses : mencatat setiap transaksi ke dalam file master, misalnya mencatat setiap transaksi penjualan ke dalam file master piutang.
Memposting : memposting total jurnal (misalnya total jurnal penjualan) ke buku besar.
Proses : mentotal transaksi dalam file transaksi (misalnya transaksi penjualan ke dalam file transaksi penjualan) dan mencatat ke dalam file master buku besar.
Meringkas : menyiapkan Neraca Lajur
Output : memanggil file master buku besar dan mencetak neraca lajur.

Sehingga dalam prosesnya SIA lebih efektif dan effisien dibandingkan sistem manual


Pengendalian Umum VS Pengendalian Aplikasi

1. Pengendalian secara umum :
Pengendalian akuntansi secara umum untuk keamanan harta perusahaan digolongkan menjadi :

a. Pengendalian organisasi, dapat terjadi apabila ada pemisahan tugas (segregation of duties) dan pemisahan tanggungjawab (segregation of responsibility) yang tegas.

b. Pengendalian dokumentasi; dokumentasi dapat mencatat tentang deskripsi, penjelasan, bagan air, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan contoh-contoh objek dari sistem informasi. Dokumentasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:

Dokumentasi yang disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar, dokumentasi daftar rekening dan dokumentasi prosedur manual.
Dokumentasi yang ada di bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur, sistem, program operasi, dan dokumentasi data.
c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak, dirancang dalam komputer untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya dalam sistem kerja.

d. Pengendalian keamanan fisik.
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan perangkat keras, perangkat lunak, dan personal dalam perusahaan.
Teknik untuk pengendalian keamanan fisik dapat berupa alat-alat penempatan fisik yang membantu melindungi harta perusahaan, seperti ; pengawasan terhadap pengasetan fisik, pengaturan lokasi, dan penerapan alat-alat pengamanan.

e. Pengendalian keamanan data

Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.

2. Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi sistem komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang cukup bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedural.

Pengendalian aplikasi dikategorikan sebagai berikut :

a. Pengendalian masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
b. Pengendalian pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan lain-lain.
c. Pengendalian keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan dan  pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.

Perbedaan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi adalah dalam pengendalian aplikasi menggunakan software sistem komputer yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Akuntansi perusahaan tersebut sementara dalam pengendalian umum lebih pada pengendalian perusahaan melalui mekanisme manual
Nama Kelompok :
1. Fajar Setiawan    C1C013098
2. Aditya Darmawan    C1C013117
3. Aditya Wisnu Wardhana  C1C013129
4. Fandu Perkasa    C1C013136

TEORI FRAUD

A. FRAUD  TRIANGLE
Fraud triangle merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Teori ini menjelaskan bahwa seseorang melakukan fraud dikarenakan oleh keadaan ketika seseorang memiliki maslah keuangan yang tidak bisa diselesaikan bersama, tahu dan yakin bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan secara diam diam dengan jabatan/pekerjaan yang dimiliki dan mengubah pola pikir dari konsep mereka sebagai orang yang dipercayai memegang aset menjadi konsep bahwa mereka sebagai pengguna dari aset yang dipercayakan. Pelaku fraud tersebut mengetahui perbuatan yang mereka lakukan adalah ilegal tetapi menganggap hal tersebut wajar. ada 3 faktor yangmendukung seseorang melakukan fraud, yaitu yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi), sebagaimana tergambar berikut ini:







• Pressure
Pressure (tekanan) merupakan sebuah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.

• Opportunity
Opportunity merupakan peluang / kesempatan yang dapat kita pahami sebagai situasi dan kondisi yang ada pada setiap orang atau individu. Situasi dan kondisi tersebut memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang.

• Rationalization
rasionalisasi merupakan sebagai tindakan mencari alasan pembenaran oleh orang-orang yang merasa dirinya terjebak dalam suatu keadaan yang buruk. Pelaku akan mencarialasan untuk membenarkan kejahatan untuk dirinya agar tindakan yang sudahdilakukannya dapat diterima oleh masyarakat. Cara berasionalisasi yang sering terjadi adalah memindahkan kebenaran dasar sejajar dengan prestasi yang tidak tepat, namun sebaliknya rasionalisasi ini hanya akan menghasilkan penghargaan diri yang palsu.


B. FRAUD SCALE
Fraud Scale merupakan teori yang mengukur kemungkinan tindakan penipuan dengan cara mengevaluasi kekuatan tekanan, kesempatan dan integritas pribadi. Tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi rendah memungkinkan resiko terjadinya fraud tinggi. Sebaliknya tekanan yang rendah, kesempatan kecil, dan integritas pribadi tinggi menyebabkan resiko terjadinya fraud rendah. Tujuan teori ini adalah untuk mengukur kemungkinan pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.Teori ini berlaku untuk pelanggaran yang mengarah ke penipuan laporan keuangan. Sumber tekanan menurut teori ini adalah perkiraan penjualan, laba manajemen.





C. FRAUD DIAMOND
Fraud Diamond merupakan teori yang menjelaskan bahwa sifat-sifat dan kemampuan individu memainkan peran utama menjadi alasan terjadinya fraud. Banyak kecurangan-kecurangan besar tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang memiliki kemampaun individu/capability. Walaupun peluang/opportunity membuka jalan untuk melakukan fraud dan insentif dan rasionalisasi dapat menarik orang ke arah itu tapi seseorang harus memiliki kemampuan untuk melihat celah melakukan fraud sebagai kesempatan dan untuk mengambil keuntungan dari itu, tidak hanya sekali, tetapi terus menerus. Dengan demikian, fraud itu terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukannya, tekanan dan rasionalisasi yang membuat orang mau melakukannya dan kemampuan individu. Dalam teori fraud diamond terdapat 4 faktor yaitu :





• Pressure
Pressure adalah sesuatu yang mendorong orang melakukan kecurangan dapat disebabkan oleh tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja. Tekanan/motif ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu :
1. Bentuk nyata (direct) ini adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh pelaku   seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
2. Berikutnya adalah bentuk Persepsi (indirect) yang merupakan opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan seperti executive need.
Terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada tekanan/motif yang dapat mengakibatkan keempat kondisi tersebut adalah :
1. financial stability,
2. external pressure,
3. personal financial need, dan
4. financial targets.

• Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan. Peluang/kesempatan pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori kondisi tersebut adalah:
1. nature of industry,
2. ineffective monitoring, dan
3. organizational structure

• Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku selalu mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau karakter yang dimiliki pelaku, akan menentukan rasionalisasi atas pembenaran kecurangan yg dilakukan, contohnya bagi mereka yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk merasionalisasi penipuan.

• Capability
Dalam kenyataannya ternyata ada satu faktor lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu Individual capability. Individual capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan. Pada elemen Individual Capability terdapat beberapa komponen kemampuan (Capability) untuk menciptakan fraud yaitu :
1. posisi/fungsi seseorang dalam perusahaan,
2. kecerdasan (brain)
3. tingkat kepercayaan diri/ego (confident/ego),
4. kemampuan pemaksaan (coercion skills)
5. kebohongan yang efektif (effective lying), dan
6. kekebalan terhadap stres (immunity to stress).


D. FRAUD PENTAGON
Fraud Pentagon beranggapan bahwa individu yang ahli dengan akses luas ke informasi perusahaan, pola pikir tentang hak dan rasa kepercayaan diri dapat menarik resiko terjadinya fraud. Terlebih lagi menempatkan individu-individu tersebut dalam lingkungan budaya yang longgar dengan manajemen yang buruk dan lemahnya internal kontrol merupakan resep bencana bagi perusahaan. Terdapat 5 faktor dalam fraud pentagon yaitu :





• Pressure
Pressure adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kecurangan. Dorongan atau tekanan ini dapat disebabkan oleh tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja.
• Opportunity
Opportunity adalah peluang / kesempatan yang menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan seseorang bisa berbuat atau melakukan fraud. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang.
• Rationalization
Rationalization merupakan tindakan yang mencari alasan pembenaran oleh orang-orang yang merasa dirinya terjebak dalam suatu keadaan yang buruk. Pelaku akan mencari alasan untuk membenarkan kejahatan untuk dirinya agar tindakan yang sudahdilakukannya dapat diterima oleh masyarakat.
• Competence
Competence merupakan perkembangan dari elemen opportunity yaitu kemampuan individu untuk mengesampingkan internal control dan mengontrolnya sesuai dengan kedudukan sosialnya untuk kepentingan pribadinya.
• Arrogance
Arrogance adalah sikap superioritas dan keserakahan dalam sebagian dirinya yang menganggap bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan sederhananya tidak berlaku secara pribadi.

E. FRAUD TREE
Teori Fraud Tree menggunakan sistem klasifikasi mengenai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di dalam suatu perusahaa yang menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Pohon ini memberikan gambaran cabang-cabang dari fraud dalam hubungan kerja, beserta ranting dan anak rantingnya.  Secara umum, klasifikasi yang dilakukan terbagi menjadi tiga, yaitu:




• Korupsi (Corruption) :
           Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion). Sedangkan Delf (2004) menambahkan satu lagi tipologi fraud yaitu cybercrime. Ini jenis fraud yang paling canggih dan dilakukan oleh pihak yang mempunyai keahlian khusus yang tidak selalu dimiliki oleh pihak lain. Cybercrime juga akan menjadi jenis fraud yang paling ditakuti di masa depan di mana teknologi berkembang dengan pesat dan canggih.
Cabang dan ranting yang menggambarkan fraud, serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan perundang-undangan kita. Conflict of interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, diantaranya bisnis pelat merah atau bisnis penjabat (penguasa) dan keluarga serta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
Bisnis yang mengandung benturan kepentingan sering disamarkan dengan kegiatan sosial-keagamaan dan muncul dalam bentuk yayasan-yayasan.

• Penyimpangan Atas Asset (Asset Misappropriation) :
Asset misappropriation penyalahgunaan terhadap aktiva tetap atau harta perusahaan yang digunakan untuk keuntungan pribadi. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur (defined value).
Asset Misappropriation atau pengambilan aset secara ilegal dalam bahasa sehari-hari disebut mencuri. Namun, dalam istilah hukum, mengambil aset secara ilegal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi wewenang untuk mengelola atau mengawasi aset tersebut, disebut menggelapkan, istilah pencurian dalam fraud tree disebut larneny. Theodorrus M. Tunakotta (2010) menerjamahkan misappropriation sebagai penjarahan.

• Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement) :
Financial Statement Fraud meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing.
Jenis fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit (opinion audit). Ranting pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji (misstatement baik over ataupun under). Cabang dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kedua, menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.

TREE OF FRAUD 

 



Kecurangan atau penyimpangan (fraud) dapat diartikan sebagai suatu tindakan secara sadar atau tidak (kebiasaan) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam melanggar aturan yang telah diterapkan untuk keuntungan pribadi. Dari definisi tersebut, kecurangan ini memiliki cakupan yang luas dan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.
• Corruption
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi. Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia. Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:
•        
1. Konflik Kepentingan. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
2. Penyuapan. Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita. Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit. Penyuapan ada berbagai macam bentuknya. Kickback meruapkan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya. Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.
3. Illegal Gratuities adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.

• Asset Misappropriation
Merupakan pengambilan asset secara illegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain:
1. Skimming: dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan.
2.  Larceny : yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement
a.   Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.
b. Payroll Schemes: adalah sekema melalui pembayaran gaji.
c.   Expense Reimbursement Schemes.  Scam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan.
d. Check Tampering: pemalsuan cek
e. Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.

• Fraudulent Statement
Fraud yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang dapar dilakukan antara lain menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya dan juga menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.

COSO


 

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka. 
KOMPONEN COSO
1.  Control environment Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi):
• Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite audit)
• Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi)
• Organizational structure (struktur organisasi)
• Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya

2. Penaksiran risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi.

3.  Control activities
Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai. Yang termasuk dalam control aktivities:
• Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
• Security (application and network) –> (keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
• Application change management (manajemen perubahan aplikasi)
• Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
• Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)

4.  Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi terdiri atas catatan-catatan dan metode yang digunakan untuk memulai, mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat transaksi organisasi serta untuk memperhitungkan aktiva dan kewajiban terkait. AIS mempengaruhi kemampuan manajemen melakukan tindakan dan membuat keputusan berkaitan dengan operasi organisasi dan untuk menyiapkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Sistem Informasi Akuntansi yang efektif akan :
• mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang sah
• menyediakan informasi tepat waktu
• mengukur nilai transaksi keuangan dengan akurat
• mencatat transaksi dengan akurat pada periode waktu munculnya

5. Pemantauan (monitoring).
 Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.

Analisis E-Comerce : Otten Coffee

Apa itu Otten Coffee

     Dewasa ini kopi merupakan salah satu hal yang paling digemari di Indonesia, Penikmatnya pun terdiri dari berbagai kalangan baik mulai dari remaja hingga dewasa dan juga mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Selain itu ada berbagai metode untuk menyeduh kopi dan juga ada banyak beragam jenis kopi yang bisa dinikmati dari berbagai penjuru dunia. Dewasa ini dengan perkembaangan zaman yang semakin pesat masyarakat cenderung menginginkan seseuatu yang instan dan peluang usaha E-commerence pun semakin besar dan ada salah satu E-commerence yang bisa menjawab kebutuhan para penikmat kopi di indonesia yaitu Otten Coffee yang bisa di akses melalui laman   www.ottencoffee.id


 Otten Coffee adalah online store kopi terbesar dan terlengkap serta termurah di Indonesia. Otten Coffee bergerak di bidang usaha e-commerence yang menyasar para penikmat kopi di indonesia dengan sasaran kustomer maupun pebisnis . Otten Coffee berkomitmen menjadi e-commerce yang menjual kopi baik biji maupun bubuk kopi, mesin kopi, alat-alat kopi seperti penggiling kopi (coffee grinder), barista tools, filter kopi, mesin sangrai kopi (coffee roaster) serta alat-alat yang digunakan untuk manual brewing: syphon, french pressvietnam dripchemexaeropressmoka potpour overcold brewer dan lain-lain.

      Otten Coffee terus berinovasi dan meningkatkan kualitas terbaiknya agar para pelanggan mampu menikmati belanja online dengan nyaman dan aman. Tak lupa pula Otten Coffee selalu memberikan promo-promo terbaik yang menguntungkan seperti gratis voucher belanja 100.000, gratis pengiriman (ke seluruh Indonesia dengan minimal transaksi Rp 500.000, maksimum ongkos kirim yang ditanggung adalah 5 kg pertama atau maksimal Rp 100.000).

     Otten Coffee juga menjual brand coffee unggulan seperti Hario, Bialetti, Aeropress, Mazzer, La Marzocco, Delonghi, Aerolatte, Torani, Orchestrale, Bonavita, Motta, Rok Presso, Handpresso, Acaia, Baratza, Nuova, Simonelli, Toper, Probat, Bellman, Bezzera, Bodum, Cafelat, Dolce Gusto, Espro, Eureka, Faema, Gaggia, Gene Cafe, Jura, Keep Cup, Kinto, Porlex, Rancilio, Zassenhaus, Whip It, Yami, Zevro, Tiamo, Cafflano dan masih banyak lagi.

Tipe Bisnis
Tipe Bisnis dari otten coffe adalah business to consumer. disini otten coffe menyediakan berbagai macam barang yang dapat dibeli oleh consumer

Model Bisnis
Model bisnis yang digunakan oleh otten coffe adalah Conten provier dimana otten coffe menyediakan berbagai macama pilihan barang

Tipe pendapatan
Pendapatan dari otten coffe adalah dari penjualanya dimana otten coffe menjual berbagai macam produk yang berkaitan dengan kopi

       Berikut tata cara pembelian di otten coffe :









        Selain pembelian otten coffe juga melayani pengembalian barang . Gambar di bawah ini akan memberikan langkah – langkahnya  







   
   Selain itu, Otten Coffee juga memiliki kartu bergaransinya lho. Jadi buat kalian yang membeli produk di sini akan mendapatkan kartu garansinya. Berikut ketentuan garansinya:



         Otten Coffee berkerja sama dengan berbagai macam bank dan jasa pengiriman barang utuk mempermuah proses transaksi


Jadi untuk para penikmat kopi otten coffee merupakan salah satu tempat terbaik untuk berbelanja


SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

DEFINISI ERP
Sistem ERP merupakan aplikasi software multimodul yang membantu perusahaan memanage bagian penting dari bisnisnya dalam tampilan yang diintegrasi. Tujuan ERP adalah mengintegrasikan key processes dari organisasi seperti pesanan masuk, pembelian dan utang dagang, penggajiandan sumberdaya manusia.
Aplikasi Inti ERP
  1.      Online transaction processing (OLTP)
Aplikasi yang mendukung kegiatan operasi sehari hari pada bisnis yang tidak terbatas pada penjualan dan distribusi, perencanaan bisnis, perencanaan produksi, pengendalian dasar perusahaan dan logistik.
  2.      Online Analitical Processing (OLAP)
Meliputi pendukung keputusan, modeling, pengembalian informasi, pelaporan atau analisis ad-hoc dan analisis what-if.
KONFIGURASI SISTEM ERP
1 .      Konfigurasi Server
Sebagian besar sistem ERP berdasarkan model server klien. Ada dua bentuk dasar klien server model.
·         Two Tier Model
·         Three Tier Model
2.      Perbandingan Antara OLTP dan OLAP server
Aplikasi OLTP mendukung tugas penting manajemen melalui Queri sederhana pada operasional database. Sedangkan Aplikasi OLAP mendukung tugas penting manajemen melalu pemeriksaaan analisis pada gabungan data yang kompleks yang di dapat dari data warehouse.
3.      Konfigurasi Basis Data
Sistem ERP terdiri dari seribu tabel basis data, dimana setiap tabel diasosiasikan dengan proses bisnis yang sudah diubah bentuknya kedalam ERP
4.      Bolt-on Sofware
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa software ERP tidak dapat menjalankan semua proses dalam perusahaan, kemudian perusahaan tersebut menggunakan sebuah variasi dari Bolt-on Sofware yang disediakan pihak ketiga.
DATA WAREHOUSING
1.      Memodel Data untuk Data Warehouse
Dalam merancang model basis data ini perlu dipisahkan normalized table mana yang harus dikonsolidasikan ke dalam denormalized tables agar performa dari sistem dapat terjaga.
2.      Mengekstrak Data dari Basis Data Operasional
Untuk mengekstraksi data dari basis data, umumnya basis data tersebut harus tidak beroperasi untuk menghindari ketidak konsistensinan data.
3.      Membersihkan Data yang Diekstrak
Pembersihan data melibatkan perbaikan data sebelum dimasukkan kedalam warehouse.
4.      Mentranformasikan Data Kedalam Model Warehouse
Data warehouse terdiri dari data detil dan data ringkas.

5.      Pemuatan Data Kedalam Basis Data dari Data Warehouse
Kesuksesan data warehouse membutuhkan pemisahan pembuatan dan pemeliharaan antara data warehouse dengan basis data operasi.
6.      Keputusan yang Didukung Oleh Data Warehouse
Data warehouse memilik funsi yang sama dengan basis data tradisional. Pembuatan laporan standar dalam sistem data warehouse dapat dilakukan secara otomatis.
7.      Mendukung Keputusan-Keputusan Rantai Penawaran dari Data Warehouse
Ada keuntungan dengan membagi data kepada pihak luar seperti konsumen, pemasok yaitu meningkatkan hubungan dengan pihak tersebut dan memberikan layanan yang lebih baik.
RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI ERP
1.      Implementasi Big Bang vs Phased-in
Big Bang : Pendekatan untuk mencoba mengalihkan operasi dari sistem lama ke sistem baru tanpa adanya pengimplementasian.
Phased-in : Pendekatan ini menjadi alternatif favorite dalam pengimplementasian ERP.
2.      Oposisi untuk Mengubah Budaya Bisnis
Perubahan harus dapat didukung oleh budaya organisasi itu sendiri agar implementasi ERP dapat berhasil.
3.      Memilih ERP yang Salah
ERP tidak mendukung satu atau lebih proses bisnis yang penting, jika salah dibutuhkan perubahan model ERP yang luas.
4.      Memilih Konsultan yang Salah
Sukses dari pengimplementasian ini tergantung dari keahlian dan pengalaman. Karena itu, kebanyakan implementasi ERP melibatkan perusahaan konsultan.
5.      Biaya Tinggi dan Biaya yang Melebihi Anggaran
6.      Gangguan Operasi
Sistem ERP dapat mengacaukan operasi perusahaan yang memasangnya. Hal ini disebabkan sistem ERP terlihat asing dibandingkan dengan sistem lama sehingga perlu proses penyesuaian.
IMPLIKASI UNTUK PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENGAUDIT
1.      Otorisasi Transaksi
Control perlu ditanamkan pada sistem untuk memvalidasi transaksi sebelum diterima dan digunakan modul lain. Tantangan bagi auditor adalah memverifikasi otorisasi transaksi untuk mendapatkan pengetahuan yang terperinci atas konfigurasi sistem ERP dan pengertian yang seksama atas proses bisnis.
2.      Pembagian Tugas
Keputusan operasional organisasi berbasis ERP didekatkan dengan sumber dari kejadiannya proses manual yang memerlukan pemisahan tugas seringkali dihilangkan dalam lingkungan ERP.
3.      Supervisi
Seringkali kegagalan dari implementasi ERP dikarenakan mangement tidak mengerti dengan baik pengaruhnya terhadap bisnis. Seringkali setelah ERP berjalan hanya tim implementasi yang mengerti cara kerjanya. Supervisor seharusnya memiliki waktu untuk mengelola melalui kemampuan pengawasan yang ditingkatkan serta meningkatkan tentang control mereka.
4.      Catatan Akuntansi
Dalam sistem ini, ada OLTP dapat dengan mudah diproses mejadi berbagai macam produk akuntansi, resiko yang ada dapat diminimalkan dengan meningkatkan akurasi entry data.
5.      Pengendalian Akses
Security merupakan isu yang penting dalam implementasi ERP. Tujuannya untuk menyediakan kerahasiaan, kejujuran, dan ketersediaan informasi yang dibutuhkan.
6.      Isu-Isu Pengendalian Internal yang Berhubungan Dengan ERP Roles.
Selain RBAC adalah mekanisme terbaik untuk memanage pengendalian akses secara efisien, Proses dibuat dan dimodifikasi dan menghapus roles dalam isu pengendalian internal dari pelatihan untuk management dan auditors alike.
7.      Rencana Kontijensi

Organisasi harus mempunyai rencana kontijensi yang rinci yang dapat digunakan sewaktu waktu bila terjadi rencana yang dikembangkan untuk operasi komputer dan bisnis. Rencan ini perlu dikembangkan sebelum sistem ERP berjalan.